Friday, May 11, 2007

Sebaiknya dana pensiun diambil sekaligus atau berkala (perbulan atau pertahun)?

Sebagian besar orang kurang memperhitungkan dana pensiun dengan matang. Sebenarnya tidak pernah ada kata terlalu dini untuk merancang dana pensiun.
Makin cepat anda merencanakannya, makin banyak waktu yang dimiliki bagi investasi itu sendiri untuk berkembang. Kebanyakan dana pensiun dipersiapkan untuk jangka waktu 20-30 tahun mendatang.

Dana yang ada, bisa saja ditempatkan pada bermacam-macam sektor, tergantung pada seberapa besar tingkat toleransi anda terhadap resiko. Agar lebih aman, 100% dana yang ada, dibagi-bagi dalam berbagai instrument untuk memperkecil resiko.
Investasi itu bisa saja ditempatkan pada emas, saham blue chip, tanah, rumah, tabungan dollar, deposito, reksadana, asuransi unit link, produk syariah dll.
Apabila hasilnya kurang sesuai dengan harapan, anda dapat segera memindahkannya ke instrument lain.

Mengenai hasil investasi, nilainya harus bisa melebihi angka inflasi rata-rata tahunan, kita juga harus memikirkan apakah instrument investasi itu cukup liquid (gampang dicairkan) apabila ada kebutuhan mendadak yang harus dipenuhi.

Kembali lagi, apakah sebaiknya saat pensiun, dana pensiun diambil sekaligus atau berkala...
Semuanya dikembalikan kepada anda, apa rencana pada saat pensiun nanti.

Jika anda ingin buka usaha seperti rumah makan, rumah kost, menyewakan kios dll, akan lebih baik diambil semuanya, pikirkan kembali dengan matang resiko yang mungkin timbul, bagaimana prospek usahanya kedepan, jangan hanya sekedar mengikuti trend.

Bandingkan jika uang itu anda ambil semuanya, didepositokan, lebih menguntungkan mana jika dibandingkan dengan usaha.
Terlepas dari itu, jangan menggunakan uang pensiun anda seluruhnya untuk usaha, investasikan sebagian ke dalam produk tabungan, jangan lupa, safety first.

Alternatif kedua, jika anda tidak punya rencana usaha atau ingin menikmati hari tua saja, ingin liburan minimal 2 kali dalam setahun, ada baiknya dana pensiun diambil secara berkala saja. Cara ini kelihatannya kurang memuaskan, tetapi keuangan anda akan lebih stabil. Ingat, dana pensiun tidak hanya untuk keperluan anda saja, tetapi juga istri anda juga.

Untuk memudahkan penjelasan diatas, saya akan membuat contoh perhitungan kasar, yang turut memperhitungkan nilai inflasi.

Ibu Y, seorang auditor di kantor akuntan publik.
Usia saat ini adalah 31 tahun. Penghasilan bulanannya adalah Rp. 3,5jt.
Setiap bulannya, ibu Y dapat menyisihkan 500rb untuk ditabung. Sisanya digunakan untuk biaya hidup.
Beliau berencana pensiun pada usia 55 tahun, menikmati hari-hari tuanya tanpa ada rencana untuk bekerja/usaha nantinya.

Saat pensiun nanti, ibu Y memperkirakan, beliau hanya membutuhkan kira-kira 70% dari pengeluarannya saat ini untuk biaya hidup bulanan karena sudah tidak bekerja lagi.

Rinciannya :
Pengeluaran di usia 31 tahun adalah 3jt/bln (500rb untuk ditabung)
Dengan asumsi nilai inflasi 5%/thn maka, Rp. 3,000,000 nilainya setara dengan Rp. 10,159,065 pada saat ibu Y berusia 55 tahun.

Sesuai rencana awal, ibu Y hanya membutuhkan 70% dari penghasilannya untuk biaya hidup saat pensiun.
Rp. 10,159,065 x 70% = Rp. 7,111,345

Berapa uang yang harus dimiliki beliau saat usia 55 tahun agar bunga/hasil investasinya bisa mencapai Rp. 7,111,345/bulannya, jika asumsi bunga deposito 8% p.a nantinya?

(Rp. 7,111,345 x 12) dibagi 8% = Rp. 1,066,701,806

Nilai Rp. 1,066,701,806 adalah mutlak dan harus terlindungi.

*Perhitungan diatas mengabaikan jika ibu Y mendapat bonus, THR dan kenaikan gaji setiap tahunnya.

Tertarik untuk menghitung kondisi sesuai keadaan anda yang sebenarnya dan bagaimana cara mengantisipasinya?

Silahkan email ke rencana.keuangan@gmail.com untuk konsultasi gratis.

Cukup sertakan data nama, tanggal lahir, rencana usia pensiun, jenis kelamin, status merokok/tidak merokok dan pekerjaan anda untuk memperoleh gambaran yang akurat.
Ingat, ini konsultasi gratis tanpa ada ikatan untuk membeli produk apa pun.








No comments: