Tuesday, September 25, 2007

Mengajukan pinjaman ke bank ?



Dewasa ini, kemudahan dalam meminjam uang di bank adalah salah satu fasilitas yang sudah sangat lazim kita temui.
Namun ada beberapa hal yang harus ditanamkan dalam pikiran anda, jika ingin meminjam uang :


*Pinjaman yang sama belum tentu sama dalam jumlah pembayaran.

Artinya, bisa saja pinjaman yang sama mempunyai perbedaan dalam hal biaya administrasi, tingkat suku bunga, denda keterlambatan pembayaran maupun biaya tambahan lainnya.

Salah kaprah di masyarakat yang lazim terjadi adalah, dua pinjaman yang sama dengan suku bunga yang sama dan jangka waktu pelunasan yang sama, akan menghabiskan biaya yang sama.
Hal diatas bukanlah faktor utama. Biaya yang kita habiskan untuk satu pinjaman bisa saja berbeda karena jenis pinjamannya dan bagaimana bunga itu dihitung.


Contoh sederhananya, bunga pada sebuah pinjaman biasa, besarnya bunga yang harus dibayar, berdasarkan pada utang tersisa yang belum dilunasi.
Jadi jika melunasinya lebih cepat, bunga yang harus dibayar akan lebih kecil.
Opsi ini cocok bagi anda yang mempunyai uang lebih/penghasilan tidak tetap seperti pengusaha.

Disisi lain, anda tentunya pernah mendengar cicilan tetap, kebanyakan bank menerapkan sistem cicilan seperti ini dimana, bunga dihitung berdasarkan faktor jumlah total pinjaman dan jangka waktu pelunasannya. Katakanlah cicilan tetap 24 bulan, maka bunganya adalah dihitung selama 24 bulan. Itu sebabnya dinamakan cicilan tetap.

Jadi, sekalipun anda melunasinya lebih cepat (kurang dari 24 bulan), bukan berarti anda tidak perlu membayar bunga selama 24 bulan. Bunga yang dikenakan dan harus dibayar, tetap dihitung selama 24 bulan.
Opsi ini mungkin lebih cocok bagi yang sedang kesulitan cashflow bulanan/berpenghasilan tetap seperti karyawan.



* Suku bunga pinjaman dan biaya-biaya yang harus dibayar sebenarnya bisa dinegosiasikan dengan pihak bank.

Tentu saja pihak bank tidak akan memberitahukan anda hal ini kecuali anda punya kerabat dekat/teman baik yang bekerja di bank. Kebanyakan bank menawarkan program pinjaman yang sangat menarik untuk setiap jenis produk pinjaman/kredit yang mereka buat.

Semakin meyakinkan penampilan anda (bonafid), maka semakin mudah pula anda menegosiasikan suku bunga serta biaya-biaya lain yang dikenakan.
P
ersiapkan dokumen pendukung diluar surat identitas resmi dan slip gaji (jika ada), seperti surat keterangan dari perusahaan (perusahaan asing lebih dilirik), dokumen yang menunjukkan anda mempunyai credit record yang bersih, dokumen bukti kepemilkan sah atas aset seperti properti, kendaraan, SIUP/NPWP (jika diperlukan) dll.

Investasikan waktu luang untuk melakukan survei ke beberapa bank besar yang kredibel, dari bank-bank tersebut, persempit pilihan anda menjadi 2-3 bank, berdasarkan skema pelunasan, tingkat suku bunga, fleksibilitas, kemudahan, bonus, yang paling menarik menurut anda.

Tanyakan kepada bank bersangkutan apakah mereka bisa memberikan penawaran yang lebih baik dibandingkan dengan bank kompetitor yang sudah anda kunjungi. Gunakan credit record anda sebagai senjata untuk bernegosiasi. Jika anda sudah terbiasa atau sudah pernah mengambil pinjaman, jelaskan kepada bank karena biasanya akan lebih dipermudah.

Bisa juga, anda menawarkan kepada bank untuk mendebit langsung uang dari rekening sebagai bagian dari skema pelunasan pinjaman. Intinya banyak hal yang bisa anda gunakan untuk menghemat pengeluaran anda saat mengajukan pinjaman.


* Bank sangat berharap anda meminjam uang, lebih banyak daripada yang anda butuhkan.


Bank ingin anda berpikir bahwa mereka sudah berbaik hati dengan meminjamkan anda uang sesuai kebutuhan. Sebenarnya, ini bukan pada konteks seberapa baik hatinya bank , tetapi lebih merupakan satu keharusan dan prosedur tetap, ingat, bank harus menyalurkan pinjaman agar bisa mempertahankan bisnisnya, sesuai dengan proyeksi awal tahun dan target pencapaian per tahunnya. Bank yang terlalu over-liquid tidak akan memberikan banyak keuntungan kepada pemegang saham/pemilik.

Di Indonesia terdapat 130 bank (dimana 11 diantaranya adalah bank asing), yang siap menyalurkan pinjaman kepada anda. Bahkan beberapa bank sudah melayani pengajuan aplikasi kartu kredit dan kredit-kredit lainnya yang dilakukan secara online melalui internet.

Jadi pikirkan kembali, jangan merasa terintimidasi jika ingin mengambil pinjaman dari bank.
Selamat mengajukan pinjaman, selama untuk tujuan produktif, kenapa tidak?






Wednesday, September 05, 2007

ORI seri III

Kepada Yth :
Bapak Sulaiman
Financial Planner

Saya Pak Mukhdi, pengusaha barang daur ulang yang akan pensiun 6 tahun lagi. Saya bingung untuk investasi setelah pensiun nanti. Belakangan di pasaran sedang marak investasi dalam bentuk ORI (Obligasi Retail Negara) seri III. Saya dengar dari teman-teman, untung yang bisa dihasilkan, lebih besar dari deposito. Terus terang saya tidak mengerti aturan main di ORI atau investasi semacam ini.
Saya punya pertanyaan :
-Apa bedanya ORI dengan SUN?
-Apakah ORI lebih bagus dari produk investasi lainnya?
-Berapa uang minimal & maksimal yang boleh diinvestasikan untuk membeli ORI seri III?
-Bagaimana dengan resiko yang mungkin bisa terjadi, kita ngomong yang pahit dulu saja.
-Apa kelebihan dan kelemahannya?

Terima kasih pak.

Mukhdi MP, Jakarta


Halo Pak Mukhdi,
Saya tidak mempelajari ORI secara mendalam, tetapi saya akan mencoba menjawab sesuai yang saya tahu saja.
Setiap produk investasi itu ada kelebihan dan kekurangannya. Pilihlah mana yang lebih cocok dengan rencana investasi anda. Jangan berinvestasi dibidang yang tidak anda pahami karena sangat berbahaya. Prinsipnya, serahkan pengelolaan aset anda kepada profesional yang kredibel.

Obligasi Retail Negara (ORI) adalah surat utang pemerintah yang dijual kepada masyarakat. Sifatnya lebih ke personal (individu) sehingga nilai unitnya juga lebih kecil yaitu Rp. 1,000,000,- untuk setiap unitnya. Yang membedakannya, Surat Utang Negara (SUN) mirip ORI, hanya lebih ditujukan kepada institusi corporate, bank, maupun investor yang memegang uang dalam jumlah besar.

Sekarang ini pemerintah memang sudah mulai memasarkan ORI seri III melalui bank-bank, manajer investasi yang telah ditunjuk.
ORI seri III bisa dibeli hanya dengan uang Rp. 5,000,000,-

Rinciannya :
1 lot ORI seri III, terdiri dari 5 unit obligasi yang masing-masing nominalnya Rp. 1,000,000,-
Maksimum pembelian adalah Rp. 3,000,000,000,- per individu.

Kembali kepada ORI seri III, suku bunganya dipatok fix 9.4%/tahun selama 4 tahun ke depan. Ini berbeda dengan ORI I dan ORI II yang berjangka waktu 3 tahun.
Resikonya, bisa saja bunganya lebih rendah dari bunga pasar, tetapi tergantung juga pada inflasi, BI rate.


Keuntungan ORI :
-Dijamin oleh pemerintah sehingga bebas dari resiko gagal bayar kecuali pemerintah collaps.
-Jumlah dana yang bisa dijaminkan lebih besar, maksimal Rp. 3,000,000,000,- per individu.
-Keuntungan diperoleh tidak hanya dari pembagian kupon yang dimasukkan ke dalam rekening secara otomatis setiap bulannya tetapi juga dari selisih harga pada saat dijual di pasar sekunder.
-Kerahasiaan data individu yang membeli terjamin, berbeda dengan deposito yang bisa dilacak dengan mudah.

Kekurangan ORI :
-ORI mempunyai resiko capital lost akibat turunnya harga unit. Penyebabnya bisa karena suku bunga dinaikkan oleh pemerintah.
-Ada biaya-biaya yang harus dibayar, sebaiknya tanyakan secara mendetail kepada bank/manajer investasi yang memasarkan. Untuk pajak, dikenakan pajak penghasilan 20% dan juga pajak atas capital gain (apabila saat dijual harganya naik, selisih keuntungan dikenakan pajak 20%).
Lalu ada biaya adm pembukaan rekening, materai, biaya transfer bunga ke rekening, biaya pelaporan, biaya penyimpanan, biaya penjualan di pasar sekunder dll.

Berhubung biaya-biaya ini tidak sama, sesuai kebijakan masing-masing bank, maka tanyakan dahulu, lalu bandingkan masing-masing kemudahan yang ditawarkan.